Jumat, 06 April 2012

LAPORAN 7 (BASIC STP)

  SPANNING TREE PROTOCOL
 
I. TUJUAN
* Mahasiswa dapat memahami  prinsip kerja STP
* Mahasiswa dapat menentukan root bridge dan root port
* Mahasiswa dapat mengetahui peran Spanning Protocol Tree dalam layer 2 switching
II. LATAR BELAKANG
 a. Definisi Spanning Tree Protocol 
  1. Spanning Tree Protocol merupakan sebuah  protokol yang berada di jaringan switch yang memungkinkan semua perangkat untuk berkomunikasi antara satu sama lain agar dapat mendeteksi dan mengelola  redundant link dalam jaringan.
    2. Spanning tree Protokol adalah protokol manajemen link yang menyediakan redundansi  sementara  mencegah perulangan yang tidak diinginkan dalam jaringan.
b. Kegunaan Spanning Tree Protocol 
          Dapat menyediakan redundansi jalan dengan mendefinisikan sebuah tree yang  membentang di semua switch dalam jaringan yang diperpanjang.
c. Cara Kerja Spanning Tree Protocol
          Cara kerja Spanning Tree Protokol adalah dengan cara memaksa jalur data redundan ke standby  state, sehingga jika salah satu segmen jaringan di STP tidak bisa diakses (tidak bisa dijangkau), atau jika terjadi perubahan biaya STP. Maka, algoritma spanning tree  akan mengkonfigurasi ulang  spanning tree topologi dan membangun kembali link dengan mengaktifkan standby  path.
d. Keuntungan Spanning Tree Protocol
1. Menghindari Trafic Bandwith yang tinggi dengan mesegmentasi jalur akses melalui switch
2. Menyediakan Backup / stand by path utk mencegah loop dan switch yang failed/gagal
3. Mencegah looping
4. Memberikan jalur redundansi antara dua piranti
5. Recovery secara automatis dari suatu perubahan topology atau kegagalan bridge
6. Mengidentifikasikan jalur optimal antara dua piranti jaringan
e. Komponen STP (Spanning Tree Protocol)
1. Root bridge
          Root bridge merupakan master bridge atau controlling bridge. Root bridge secara periodik mem-broadcast message konfigurasi. Message ini digunakan untuk memilih rute dan re-konfigure fungsi-2 dari bridge-2 lainnya bila perlu. Hanya da satu root bridge per jaringan. Root bridge dipilih oleh administrator. Saat menentukan root bridge, pilih root bridge yang paling dekat dengan pusat jaringan secara fisik.
2. Designated bridge
          Suatu designated bridge adalah bridge-2 lain yang berpartisipasi dalam meneruskan paket melalui jaringan. Mereka dipilih secara automatis dengan cara saling tukar paket konfigurasi bridge. Untuk mencegah terjadinya bridging loop, hanya ada satu designated bridge per segment jaringan
3. Backup bridge
          Semua bridge redundansi dianggap sebagai backup bridge. Backup bridge mendengar traffic jaringan dan membangun database bridge. Akan tetapi mereka tidak meneruska paket. Backup bridge ini akan mengambil alih fungsi jika suatu root bridge atau designated bridge tidak berfungsi.
          Bridge mengirimkan paket khusus yang disebut Bridge Protocol Data Units (BPDU) keluar dari setiap port. BPDU ini dikirim dan diterima dari bridge lainnya digunakan untuk menentukan fungsi-2 bridge, melakukan verifikasi kalau bridge disekitarnya masih berfungsi, dan recovery jika terjadi perubahan topology jaringan.
          Perencanaan jaringan dengan bridge mengguanakan spanning tree protocol memerlukan perencanaan yang hati-hati. Suatu konfigurasi yang optimal menuntut pada aturan-aturan berikut ini:
1. Setiap bridge sharusnya mempunyai backup (yaitu jalur redundansi antara setiap segmen)
2. Packet-2 harus tidak boleh melewati lebih dari dua bridge antara segmen-2 jaringan
3. Packet-2 seharusnya tidak melewati lebih dari tiga bridge setelah terjadi perubahan topology.
          Spanning tree protocol (STP) adalah layanan yang memungkinkan LAN switches dikoneksikan secara redundansi dengan memberikan suatu mekanisme untuk mencegah terjadinya suatu bridging loops.
f. Peranan Spanning Tree Protocol dalam Layer 2 Switching
          Pada layer 2 switching terjadi perulangan jaringan ketika ada lalu lintas broadcast antara subnet. Broadcast paketdari sumber ke beberapa port melalui single link yang akan mengembalikan broadcast ke sumber asli melalui redundant link jika lebih dari  satu jalan yang terhubung ke dua subnet. Hal ini dapat memicu proses untuk mengulang dan menghasilkan perulangan logis aliran paket tanpa henti di seluruh jaringan  fisik. Salah satu teknik untuk menghentikan perulangan dalam jaringan dan menyediakan manajemen yang efektif  redundant link adalah Spanning Tree Protokol. Karena Spanning Tree merupakan sebuah protokol yang berada di jaringan switch yang memungkinkan semua perangkat untuk berkomunikasi antara satu sama lain agar dapat mendeteksi dan mengelola redundant link dalam jaringan.
g. Tugas Utama Spanning Tree Protocol
          Tugas utama STP adalah menghentikan terjadinya loop-loop network pada network layer 2 (bridge atau switch). STP secara terus menerus memonitor network untuk menemukan semua link, memastikan bahwa tidak ada loop yang terjadi dengan cara mematikan semua link yang redundant. STP menggunakan algoritma yang disebut spanning-tree algorithm (STA) untuk menciptakan sebuah topologi database, kemudian mencari dan menghancurkan link-link redundant. Dengan menjalankan STP, frame frame hanya akan diteruskan pada link-link utama yang dipilih oleh STP.
III. ALAT DAN BAHAN
1. 1 unit PC
2. Aplikasi packet tracer 5.3
IV. LANGKAH PERCOBAAN
  • Konfigurasi Dasar
1. Pastikan aplikasi packet tracer telah terinstall di PC yang akan digunakan, jika belum terinstall dapat melihat cara penginstallan DISINI
2. Bukalah Aplikasi Packet tracer yang tadi telah terinstall, dengan cara dauble klik pada icon yang berada di menu star.
 
3. Setelah itu akan muncul splash screen dari packet tracer yang sedang me-load komponen-komponen yang diperlukan.

4. Pada Packet Tracer yang telah terbuka  kita pilih logical view untuk membuat konsep jaringan komputer.

5. Komponen-komponen yang yang diperlukan pada percobaan ini yaitu :
* 4 komponen PC
* 4 komponen kabel straight
* 4 komponen kabel cross
* 3 komponen switch
6. Masukan komponen-komponen diatas dengan susunan seperti gambar dibawah.
7. Kemudian Mengatur IP address pada masing-masing PC, dengan cara klik icon pada PC, kemudian pada tampilan yang muncul pilih desktop.
8. Kemudian pada tampilan desktop pilih IP Configuration.
9. Kemudian setting IP address, Subnet Mask dan Default Geteway. 
10. Dengan cara yang sama, aturlah IP address,  Subnet Mask  dan Default Geteway  PC lain, sesuai dengan tabel berikut :
11. Setelah itu lihat untuk melihat konfirmasi bahwa semua port ditugaskan untuk VLAN 1, caranya klik icon switch 1 (S1), kemudian pilih CLI
12. Kemudian pada tampilan CLI tekan enter dan  ketik sintaks berikut :
S1>enable
S1#show vlan
13. Kemudian akan muncul verifikasi sebagai berikut :
  • Mengkonfigurasi Parameter Saklar Dasar
1. Mengkonfigurasi switch S1
   * Caranya klik icon switch 1 (S1), kemudian pilih CLI
   * Kemudian tekan enter dan  ketik sintaks berikut :
Switch>enable
Switch#configure terminal
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Switch(config)#hostname S1
S1(config)#enable secret class
S1(config)#no ip domain-lookup 
S1(config)#line console 0
S1(config-line)#password cisco
S1(config-line)#login
S1(config-line)#line vty 0 15
S1(config-line)#password cisco
S1(config-line)#login
S1(config-line)#end
%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console
S1#copy running-config startup-config 
Destination filename [startup-config]? 
Building configuration...
[OK]

Tampilannya sebagai berikut :
 
2. Mengkonfigurasi switch S2
    * Caranya klik icon switch 2 (S2), kemudian pilih CLI
    * Kemudian tekan enter dan  ketik sintaks berikut :
Switch>enable
Switch#configure terminal
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Switch(config)#hostname S2
S2(config)#senable secret clas
S2(config)#no ip domain-lookup 
S2(config)#line console 0
S2(config-line)#password cisco
S2(config-line)#login
S2(config-line)#line vty 0 15
S2(config-line)#password cisco
S2(config-line)#login
S2(config-line)#end
%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console
S2#copy running-config startup-config 
Destination filename [startup-config]? 
Building configuration...
[OK]

Tampilannya sebagai berikut :
3. Mengkonfigurasi switch S3
    * Caranya klik icon switch 3 (S3), kemudian pilih CLI
    * Kemudian tekan enter dan  ketik sintaks berikut :
Switch>enable
Switch#configure terminal
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Switch(config)#hostname S3
S3(config)#enable secret class
S3(config)#no ip domain-lookup 
S3(config)#line console 0
S3(config-line)#password cisco
S3(config-line)#login
S3(config-line)#line vty 0 15
S3(config-line)#password cisco
S3(config-line)#login
S3(config-line)#end
%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console
S3#copy running-config startup-config 
Destination filename [startup-config]? 
Building configuration...
[OK]

Tampilannya sebagai berikut :
  • Persiapan Jaringan
1. Nonaktifkan semua port dengan menggunakan perintah shutdown.
   * Menonaktifkan switch 1 (S1)
   * Ketik sintaks berikut, pada tampilan CLI :
S1(config)#interface range fa0/1-24
S1(config-if-range)#shutdown
S1(config-if-range)#interface range gi0/1-2
S1(config-if-range)#shutdown
  * Menonaktifkan switch 2 (S2)
  * Ketik sintaks berikut, pada tampilan CLI :
S2(config)#interface range fa0/1-24
S2(config-if-range)#shutdown
S2(config-if-range)#interface range gi0/1-2
S2(config-if-range)#shutdown
  * Menonaktifkan switch 3 (S3)
  * Ketik sintaks berikut, pada tampilan CLI : 
S3(config)#interface range fa0/1-24
S3(config-if-range)#shutdown
S3(config-if-range)#interface range gi0/1-2
S3(config-if-range)#shutdown
2. Mengaktifkan kembali port pengguna pada S1 dan S2 dalam mode akses.
  * Mengaktifkan switch 1 (S1)
  * Ketik sintaks berikut, pada tampilan CLI :
S1(config)#interface fa0/3
S1(config-if)#switchport mode access
S1(config-if)#no shutdown
  * Mengaktifka switch 2 (S2)
  * Ketik sintaks berikut, pada tampilan CLI : 
S2(config)#interface range fa0/6, fa0/11, fa0/18
S2(config-if-range)#switchport mode access
S2(config-if-range)#no shutdown
3. Aktifkan port trunk pada S1, S2, dan S3.
  * Mengaktifka  trunk switch 1 (S1)
  * Ketik sintaks berikut, pada tampilan CLI : 
S1(config-if)#interface range fa0/1, fa0/2 
S1(config-if-range)#switchport mode trunk        
S1(config-if-range)#no shutdown

Tampilannya sebagai berikut :

  * Mengaktifka  trunk switch 2 (S2)
  * Ketik sintaks berikut, pada tampilan CLI : 
S2(config-if-range)#interface range fa0/1, fa0/2 
S2(config-if-range)#switchport mode trunk        
S2(config-if-range)#no shutdown
Tampilannya sebagai berikut :
  * Mengaktifka  trunk switch 2 (S2)
  * Ketik sintaks berikut, pada tampilan CLI : 
S3(config)#interface range fa0/1, fa0/2 
S3(config-if-range)#switchport mode trunk        
S3(config-if-range)#no shutdown

Tampilannya sebagai berikut :
 
4. Konfigurasi alamat manajemen antarmuka pada ketiga switch.
  * Konfigurasi  diswitch 1 (S1)
  * Ketik sintaks berikut, pada tampilan CLI :
S1(config)#interface vlan1
S1(config-if)#ip address 172.17.10.1 255.255.255.0
S1(config-if)#no shutdown

Tampilannya sebagai berikut :
  * Konfigurasi  diswitch 1 (S1)
  * Ketik sintaks berikut, pada tampilan CLI :
S2(config)#interface vlan1
S2(config-if)#ip address 172.17.10.2 255.255.255.0
S2(config-if)#no shutdown
Tampilannya sebagai berikut :
  * Konfigurasi  diswitch 1 (S1)
  * Ketik sintaks berikut, pada tampilan CLI :
S3(config)#interface vlan1
S3(config-if)#ip address 172.17.10.3 255.255.255.0
S3(config-if)#no shutdown

Tampilannya sebagai berikut :
  • Konfigurasi Spanning Tree
1. Konfigurasi  diswitch 1 (S1)
  * Ketik sintaks berikut, pada tampilan CLI :
S1#show spanning-tree
Kemudian akan muncul verifikasi sebagai berikut :
2. Konfigurasi  diswitch 2 (S2)
  * Ketik sintaks berikut, pada tampilan CLI :
S2#show spanning-tree
Kemudian akan muncul verifikasi sebagai berikut :
3. Konfigurasi  diswitch 3 (S3)
  * Ketik sintaks berikut, pada tampilan CLI :
S3#show spanning-tree 
Kemudian akan muncul verifikasi sebagai berikut :


V.  HASIL
Hasil yang diperoleh dari percobaan diatas adalah didapat topologi Spanning Tree yang dapat menyediakan Backup / stand by path utk mencegah loop dan switch yang failed/gagal :
 
Selesai

LAPORAN 6

  VIRTUAL TRUNKING PROTOCOL
 
I.                    Tujuan
1.       Mahasiswa dapat memahami konsep VTP.
2.       Mahasiswa dapat melakukan konfigurasi VTP dalam sebuah simulasi jaringan
II.                  Dasar Teori
·        VLAN Trunking Protocol
      VLAN Trunking Protocol (VTP) merupakan fitur Layer 2 yang terdapat pada jajaran switch cisco Catalyst, yang sangat berguna terutama dalam lingkungan switch skala besar yang meliputi beberapa Virtual Local Area Network (VLAN).

Keuntungan VTP  :
-          Mengubah konfigurasi VLAN dalam lingkungan yang besar.
-          VTP secara otomatis akan menyebarkan (advertise) informasi tersebut ke semua switch yang berada di dalam domain yang sama.

·        VTP Domain
      Tujuan utama VTP adalah untuk menyediakan fasilitas sehingga switch Cisco dapat diatur sebagai sebagai suatu grup. Sebagai contoh, jika VTP dijalankan pada semua switch Cisco Anda, pembuatan VLAN baru pada satu switch akan menyebabkan VLAN tersebut tersedia pada semua switch yang terdapat VTP management domain yang sama. VTP management domain merupakan sekelompok switch yang berbagi informasi VTP. Suatu switch hanya dapat menjadi bagian dari satu VTP management domain, dan secara default tidak menjadi bagian dari VTP management domain manapun.

Dari sini dapat kita lihat mengapa VTP sangat menguntungkan. Bayangkanlah suatu lingkungan di mana administrator jaringan harus mengatur 20 switch atau lebih. Tanpa VTP, untuk membuat VLAN baru administrator harus melakukannya pada semuanya switch yang diperlukan secara individu. Namun dengan VTP, administrator dapat membuat VLAN tersebut sekali dan VTP secara otomatis akan menyebarkan (advertise) informasi tersebut ke semua switch yang berada di dalam domain yang sama. Keuntungan VTP yang utama adalah efisiensi yang diberikan dalam menambah dan menghapus VLAN dan juga dalam mengubah konfigurasi VLAN dalam lingkungan yang besar.
Secara umum, mengonfigurasi VTP pada switch Cisco Catalyst bukanlah pekerjaan yang sulit. Pada kenyataannya, begitu nama VTP management domain dibuat pada setiap switch, proses pertukaran informasi VTP antar-switch akan dilakukan secara otomatis dan tidak memerlukan konfigurasi lebih lanjut atau pengaturan setiap hari. Namun, untuk mendapatkan gambaran lengkap bagaimana VTP bekerja dalam suatu VTP domain, pertama Anda harus mengetahui mode VTP.
·        Mode VTP
      Jika Anda ingin membuat switch menjadi bagian dari suatu VTP management domain, setiap switch harus dikonfigurasi dalam satu dari tiga mode VTP yang dapat digunakan. Mode VTP yang digunakan pada switch akan menentukan bagaimana switch berinteraksi dengan switch VTP lainnya dalam management domain tersebut. Mode VTP yang dapat digunakan pada switch Cisco adalah mode server, mode client, dan mode transparent.

·        Mode server
VTP server mempunyai kontrol penuh atas pembuatan VLAN atau pengubahan domain mereka. Semua informasi VTP disebarkan ke switch lainnya yang terdapat dalam domain tersebut, sementara semua informasi VTP yang diterima disinkronisasikan dengan switch lain. Secara default, switch berada dalam mode VTP server. Perlu dicatat bahwa setiap VTP domain paling sedikit harus mempunya satu server sehingga VLAN dapat dibuat, dimodifikasi, atau dihapus, dan juga agar informasi VLAN dapat disebarkan.
·        Mode client
VTP client tidak memperbolehkan administrator untuk membuat, mengubah, atau menghapus VLAN manapun. Pada waktu menggunakan mode client mereka mendengarkan penyebaran VTP dari switch yang lain dan kemudian memodifkasi konfigurasi VLAN mereka. Oleh karena itu, ini merupakan mode mendengar yang pasif. Informasi VTP yang diterima diteruskan ke switch tetangganya dalam domain tersebut.
·        Mode transparent
Switch dalam mode transparent tidak berpartisipasi dalam VTP. Pada waktu dalam mode transparent, switch tidak menyebarkan konfigurasi VLAN-nya sendiri, dan switch tidak mensinkronisasi database VLAN-nya dengan advertisement yang diterima. Pada waktu VLAN ditambah, dihapus, atau diubah pada switch yang berjalan dalam mode transparent, perubahan tersebut hanya bersifat lokal ke switch itu sendiri, dan tidak disebarkan ke swith lainnya dalam domain tersebut.
Berdasarkan peran masing-masing mode VTP, maka sekarang kita dapat mengetahui penggunaannya. Sebagai contoh, jika mempunyai 15 switch Cisco pada jaringan, Anda dapat mengonfigurasi mereka dalam VTP domain yang sama. Walaupun setiap switch secara teori dapat berada dalam mode default (mode server), akan lebih mudah jika hanya satu switch saja yang dalam mode itu dan kemudian mengonfigurasi sisanya dakan mode client.
Kemudian, ketika Anda ingin menambah, menghapus, atau mengubah VLAN, perubahan tersebut secara otomatis dapat disebarkan ke switch mode client. Jika Anda perlu suatu switch yang “standalone”, atau tidak ingin menyebarkan informasi VLAN, gunakan mode transparent.
·        VTP Advertisement
      Setiap switch yang tergabung dalam VTP menyebarkan VLAN, nomor revisi, dan parameter VLAN pada port trunk-nya untuk memberitahu switch yang lain dalam management domain. VTP advertisement dikirim sebagai frame multicast. Switch akan menangkap frame yang dikirim ke alamat multicast VTP dan memproses mereka.

Karena semua switch dalam management domain mempelajari perubahan konvigurasi VLAN yang baru, suatu VLAN hanya perlu dibuat dan dikonfigurasi pada satu VTP server di dalam domain tersebut.
Secara default, management domain diset ke non-secure advertisement tanpa password. Suatu password dapat ditambahkan untuk mengeset domain ke mode secure. Password tersebut harus dikonfigurasi pada setiap switch dalam domain sehingga semua switch yang bertukar informasi VTP akan menggunakan metode enkripsi yang sama.
VTP advertisement dimulai dengan nomor revisi konfigurasi 0 (nol). Pada waktu dilakukan perubahan, nomor revisi akan dinaikkan sebelum advertisement dikirim ke luar. Pada waktu switch menerima suatu advertisement yang nomor revisinya lebih tinggi dari yang tersimpan di dalam, advertisement tersebut akan menimpa setiap informasi VLAN yang tersimpan. Oleh karena itu, penting artinya untuk memaksa setiap jaringan baru yang ditambahkan dengan nomor revisi nol. Nomor revisi VTP disimpan dalam VRAM dan tidak berubah oleh siklus listrik switch.
III.                Alat dan Bahan
Praktikum kali ini tidak menggunakan alat dan bahan, hanya menggunakan Softwar Cisco Packet Tracer 5.3.
IV.                Langkah Praktikum
-         Praktikum kali ini kita akan membuat simulasi jaringan VTP sesuai dengan gambar dibawah ini.


  •       Ambil 6 buah PC dari select device box pada bagian end devices dengan cara di drop(ditarik) lalu tempatkan ke logical workspace seperti terlihat pada gambar dibawah ini.
  •            Lalu ganti nama masing-masing PC menjadi : PC1, PC2, PC3, PC4, PC5, PC6. Caranya klik PC, lalu Klik Config, lalu isi nama di Display Name.

  •            Ambil 3 buah Switch dari select device box pada bagian Switches dengan cara di drop(ditarik) lalu tempatkan ke logical workspace seperti terlihat pada gambar dibawah ini

      Hubungkan 6 PC tadi dengan kabel yang sesuai (kabel  Straight) ke masing-masing Switch dengan Ketentuan sebagai berikut :
PC1 FastEthernet à Switch2 FastEthernet0/11
PC2 FastEthernet à Switch2 FastEthernet0/18
PC3 FastEthernet à Switch2 FastEthernet0/6
PC4 FastEthernet à Switch3 FastEthernet0/11
PC5 FastEthernet à Switch3 FastEthernet0/18
PC6 FastEthernet à Switch3 FastEthernet0/6
-          Hubungkan masing-masing Switch dengan kabel yang sesuai (kabel  Cross) dengan ketentuan sebagai berikut :
Switch2 FastEthernet0/1 à Switch1 FastEthernet0/1
Switch3 FastEthernet0/3 à Switch1 FastEthernet0/3
-          Klik PC yang ada di logical workspace, lalu set alamat IP tiap-tiap PC dengan ketentuan sebagai berikut :
PC1 : 172.17.30.21                            Subnet mask : 255.255.255.0
PC2 : 172.17.30.22                            Subnet mask : 255.255.255.0
PC3 : 172.17.30.23                            Subnet mask : 255.255.255.0
PC4 : 172.17.30.24                            Subnet mask : 255.255.255.0
PC5 : 172.17.30.25                            Subnet mask : 255.255.255.0
PC6 : 172.17.30.26                            Subnet mask : 255.255.255.0
-          Konfigurasi VLAN pada masing-masing Switch1, Switch2 dan Switch3. Klik Switch – Config – VLAN Database – isi VLAN Number dan VLAN Name sesuai dengan ketentuan berikut :
VLAN Number                                   VLAN Name
10                                                           Faculty
20                                                           Students
30                                                           Guest
99                                                           Management&Native


Atau bisa juga lewat CLI seperti gambar dibawah ini
Pengaturan VLAN pada Switch2 dan Switch3.
Klik Switch – Config – FastEthernet0/6 – VLAN 30
Klik Switch – Config – FastEthernet0/11 – VLAN 10
Klik Switch – Config – FastEthernet0/18 – VLAN 20
Atau bisa juga lewat CLI seperti gambar dibawah ini
Pengaturan Trunk pada Switch.
Klik Switch2 – Config – FastEthernet0/1 – Trunk
Atau bisa lewat CLI seperti gambar dibawah ini
Klik Switch3 – Config – FastEthernet0/3 – Trunk
Atau bisa lewat CLI seperti gambar dibawah ini
Klik Switch1 – Config – FastEthernet0/1 – Trunk
Klik Switch1 – Config – FastEthernet0/3 – Trunk
Atau bisa lewat CLI seperti gambar dibawah ini
-          Konfigurasi Switch 1 menjadi VTP Server.
Klik Switch1 – CLI – lalu ketik perintah dibawah ini
Switch>enable
Switch#configur terminal
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Switch(config)#vtp mode server
Device mode already VTP SERVER.
Switch(config)#vtp domain CCNA
Changing VTP domain name from NULL to CCNA
Switch(config)#vtp password cisco
Setting device VLAN database password to cisco
Switch(config)#exit
Untuk  lebih jelasnya lihat gambar dibawah ini
Untuk mengecek apakah konfigurasi sudah benar. Ketik
Switch#show vtp status
Switch#show vtp password
Apabila hasilnya sesusai dengan gambar dibawah ini, maka konfigurasi sudah benar
-          Konfigurasi Switch2 dan Switch 3
Klik Switch2/3 – CLI – lalu ketik perintah dibawah ini
Switch>enable
Switch#configur terminal
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Switch(config)#vtp mode client
Setting device to VTP CLIENT mode.
Switch(config)#vtp domain CCNA
Domain name already set to CCNA.
Switch(config)#vtp password cisco
Setting device VLAN database password to cisco
Switch(config)#exit
Untuk lebih jelasnya lihat gambar dibawah ini
Untuk mengecek apakah konfigurasi sudah benar. Ketik
Switch#show vtp status
Switch#show vtp password
Apabila hasilnya sesusai dengan gambar dibawah ini, maka konfigurasi sudah benar
V.                  Hasil
Untuk mengecek apakah Simulasi Jaringan VTP yang tadi sudah kita buat berjalan dengan baik atau tidak dapat dilakukang dengan cara mengirimkan paket ICMP. Ikuti langkah-langkah berikut :

  •            Klik Gambar Pesan yang berada disisi kanan aplikasi Packet Tracer, lalu klik PC yang ingin mengirim pesan tersebut. Setelah itu klik PC tujuan dikirimkannya pesan tersebut. Lalu klik Simulation dibelakang Realtime.


  •            Lalu klik Edit Filters, hapus tanda centang pada Show All/None, lalu centang ICMP. Setelah itu Klik Auto Capture / Play.


  •            Lalu lihat disisi kanan bawah aplikai Packet Tracer. Apabila di kotak tersebut tertera status Successful, berarti Simulasi Jaringan VTP yang tadi dibuat berjalan dengan baik.

Atau bisa juga dengan cara Ping. Caranya Klik PC – Desktop – Command Prompt.
  • Ping dari PC1 ke PC4

  • Ping dari PC2 ke PC5

  • Ping dari PC3 ke PC6
Apabila semua jawabannya adalah Reply, maka simulasi jaringan  VTP yang tadi dibuat sudah berjalan dengan baik.